"Eh laki-laki yang pakai kemeja biru muda itu merhatiin aku dari tadi loh"
"Oh iya?"
"Iya, beneran. Dari tadi dia ngeliatin aku terus."
"Dia udah nyapa kamu belum?"
"Hmm, nah itu lah masalahnya. Mungkin dia pemalu ya, jadi belum nyapa aku dari tadi."
Beberapa hari kemudian...
"Gimana ada perkembangan?"
"Dia masih pemalu kayanya ya."
"Kalau pemalu ada kemungkinan dia titip salam ke kamu lewat temannya."
"Titip salam juga belum nih."
"Mungkin dia belum begitu tertarik sama kamu, say..."
Hanya terdiam.
Kisah ke-2:
"Sistaaah, tadi si doi akhirnya sms aku. Kita ngobrol banyak loh. Dia terbuka banget sama kehidupannya. Duh akhirnya dia nyantol juga sama aku ya?"
"Nyantol gimana sih?"
"Ya elah, ya nyantol, dia nunjukkin tanda-tanda suka sama aku."
"Tanda-tandanya kaya gimana?"
"Tiap ada hal yang penting sama hidupnya dia laporan sama aku. Dia mau kerja, sms aku. Mau makan sms aku. Mau main sama teman-temannya, laporan ke aku. Jadi serasa udah ada hubungan serius aja sama dia. Kita kaya pacaaran gitu, sist."
"Hmmm, gitu ya. Dia udah nyatain suka dan minta kam jadi pacarnya ya. Selamat ya."
"Iiihh siapa yang bilang dia udah nyatain sih. Dia itu lagi kasih sinyal kalau dia suka sama aku dan kayanya nggak lama lagi dia bakal minta aku jadi pacarnya. Wong sekarang belum pacaran aja kita udah dekeeeettt banget."
"Oh, O.K. deh. I always wish your dream comes true."
Beberapa hari kemudian...
"Huwaaaaaa, dasar cowok sialan, nggak tau diri, penipu, playboy cap kaos kaki bau. Huhuhuhu nyebelin banget dia itu, pokoknya dari sekarang aku nggak mau smsan ma dia lagi. Titik."
"Tenang tenang say, tarik napas dalam-dalam, tahan selama 5 jam. Hehehe."
"Huuuhhh gimana sih temennya lagi down banget malah dibecandain."
"Emang ada masalah apa sih, cyn?"
"Iya si dia dasar nggak berprikemanusiaan banget. Udah ampir berminggu-minggu kita deket. Inget kan ceritaku waktu itu, sangking deketnya dia cerita semuanya ke aku, hobinya, keluarganya, kerjaannya, temen-temennya. Dan sekarang, ketika aku berharap dia "nembak" aku, eehhhhhhh dia malah nyeritain tentang cewe kecengannya di tempat dia kerja!!! Dan katanya dia mau nyatain cinta sama kecengannya itu hari ini! Gimana aku nggak naik darah kan? Aku yang deket banget sama dia, eh malah cewe lain yang ketiban cintanya. Huwaaaa. Dasar si Raja Tega."
"Oh jadi selama kalian deket ini dia cuma nganggap kamu temen deket aja ya?!"
"Maksudnya apa tuh?"
"Maksudnya, dia nggak begitu tertarik sama kamu sebagai calon kekasih, tapi sebatas teman dekat aja."
Diam seribu bahasa. Mukanya makin pucat pasi.
Kisah ke-3:
"Kita udah temenan lama banget. Sebenernya, diam-diam aku naruh hati sama dia."
"Terus, perasaan dia ke kamu gimana? Sama juga kah?"
"Nah itulah, aku yakin sih dia juga punya perasaan yang sama. Karena kita merasa nyaman satu sama lain. Dia nggak pernah cerita dia lagi suka sama orang lain. Dan dia perhatian banget sama aku dari dulu. Kalau aku sakit, dia kirimin aku buah-buahan, tapi nggak ke orang lain."
"Oh gitu ya. Jasi sekarang kamu mau nunggu dia aja yang nyatain duluan gitu?"
"Nah itulah, aku nggak tau kapan hari itu akan datang. Aku cuma khawatir dia malu ngungkapinnya, atau malu kalau ternyata aku tolak. Padahal aku nunggu-nunggu moment itu banget. Kalau aku duluan yang nyatain gimana ya?"
"Ya jaman sekarang kan jaman emansisapi.."
"Emansipasi, cyn."
"Oh udah ganti ya. (garing mode on). Nah maksudku, dari pada kita curhat-curhatan terus kaya gini nggak ada juntrungannya, lebih baik ambil langkah nyatain ke dia dengan resiko yang harus ditanggung sendiri okeh?"
"Ah nggak akan ada resiko, aku yakin banget koq dia juga punya perasaan yang sama kaya aku. Aku kan sahabatnya, aku tau persis dia kaya gimana."
"Oh ya baiklah. Sukses ya."
Beberapa hari setelah proses menyatakan cinta...
"Dia sekarang ngejauhin aku, sis. Persahabatan kita hancur cuma gara-gara aku nyatain cinta sama dia."
"Koq bisa?"
"Waktu aku nyatain cinta sama dia, trus aku tanya jawabannya. Dia bilang kalau kita udah temenan lama dan dia udah anggap aku kakak perempuannya sendiri. Hiks."
"Duh aku turut berduka ya say. Ternyata salah baca sinyal ya."
"Maksudnya?"
"Mungkin dia nggak begitu tertarik sama kamu buat dijadiin kekasih dan bikin alesan kalau kamu lebih cocok jadi kakak perempuannya."
Bingung.
Kisah ke-4:
"Dia nanya apa aku udah punya pacar apa belum. Itu tandanya dia suka sama aku kan?"
"Belum tentu juga sih."
"Ah kalau menurut aku sih dia lagi meyakinkan dulu kalau aku lagi sendiri (single) sebelum dia nyatain cinta ke aku."
Beberapa hari kemudian...
"Huft, tadi aku baru ketemuan ma dia."
"Trus-trus dia nyatain cinta ya? Tapi koq kamu kusut gitu mukanya."
"Bukan dia yang nyatain cinta, tapi sepupunya yang lagi nyari pacar. Dia cuma mau nyomblangin. Ternyata aku salah baca sinyal ya?'
"Betul, salah baca sinyal."
"Dia nggak begitu tertarik sama aku, sampai-sampai rela nyomblangin aku buat sepupunya. Huks."
Ngangguk-ngangguk setuju.
Kisah ke-5:
"Eh aku pinjem laptop kamu ya. Si dia tadi ngajakin aku chatting loh. Asyik asyik!"
"Wah ada perkembangan nih ya?"
"Iya dong."
Beberapa jam kemudian.
"Cieee yang lagi chatting asyik masyukkk. Ngobrolin apa sih ceu?
"Heh? Oh ini ngobrolin kuliah besok."
"Bukannya dia udah kerja ya?"
"Iya, lagian siapa bilang sekarang aku lagi chatting sama dia. Aku lagi chat sama temen kuliah. Huh, udah tiga jam aku tungguin dia nggak nongol-nongol juga, masih off tuh lihat!"
"Hmm gitu ya. Lupa kali dia. Kenapa nggak di sms aja suruh online?"
"Oh iya ya, kenapa aku nggak kepikiran sih. Aku sms dia dulu deh."
Beberapa menit kemudian...
"-Sorry lagi sibuk- gitu balesannya. Gitu doang, sedangkan aku nungguin dia 3 jam dan dia cuma bilang lagi sibuk!"
"Sabar ya ceu."
"Nggak deh, nggak akan lagi gue (tiba-tiba aja ngomongnya jadi gue elu :p) ketipu sama janji-janji cowo yang nggak jelas kaya gitu. Elu juga jangan sampe tertipudaya sama gombalan cowo, O.K.? Ughh pleasseee, not again!"
"Sorry to say, ceu. Dia nggak begitu tertarik sama kamu eh elu."
Senyum dipaksakan.
Kisah ke-6:
"Vit, mba ada temen yang lagi nyari istri nih. Dia udah mapan, dewasa, dan tanggung jawab. Mba liatin foto kamu di FB, trus dia tertarik mau kenalan. Gimana?"
"Oh boleh." (Namanya usaha ditemukan oleh lelaki yang mungkin jodohnya)
Beberapa hari kemudian mereka kenalan di FB, lalu mulai tukar nomor HP.
"Saya pengen kenal kamu lebih dekat, saya boleh ketemu sama kamu, di mall atau resto mana gitu?"
"Oh boleh, kita ketemu di rumah saya aja ya."
"Wah nanti orang tua kamu marah nggak saya main ke rumah kamu, padahal kita ketemu sebelumnya aja belum, kita baru kenal banget."
"Nggak apa-apa, kamu kan temen sodara saya, jadi saya percaya koq."
"Oh baiklah."
Hari Sabtu itu dia datang ke rumah si perempuan. Disambut ibu, bapa, serta adik-adik. Dan mereka pun merasa cocok dengan si laki-laki bukan hanya karena dia mengendarai mobil pribadi, tapi karena itikad baiknya yang sedang mencari istri. Si perempuan dan si laki-laki merasa cocok secara fisik, tinggal ke depan saling mengenal sifat dan karakter masing-masing. Perkenalan mereka pun terbilang lancar, sms dan chatting selalu diusahakan. Dalam chattingnya, si laki-laki selalu membicarakan tentang pernikahan dengan si perempuan dan betapa bersyukurnya ia telah dipertemukan dengan si perempuan. Sang ibunda pun sampai diperkenalkan, walau tidak bertemu di rumah karena alasan teknis. Si perempuan makin yakin dengan itikad baik si laki-laki. Ia juga menyatakan ibunya merasa cocok degan si perempuan. Ia sudah tidak sabar ingin meminangnya.
"Aku tanggal 20 libur kerja, mau main lagi ke rumah ya. Dan aku mau membicarakan sesuatu sama kamu."
"Oh iya."
Tanggal 20 pun tiba...kebetulan di rumah semua anggota keluarga sedang berkumpul, begitu juga dengan nenek.
Setelah itu mereka mengobrol berdua.
"Hmm, kita santai aja ya. Jangan terburu-buru. Kita jalanin aja yang ada."
"Iya, lagian siapa yang buru-buru." Sambil merasakan hal yang aneh dari gerak gerik si laki-laki. Jadi itukah "sesuatu" yang ia ingin bicarakan selama mengenal si perempuan? Si perempuan agak kecewa karena ia berharap "sesuatu" itu seperti "will you marry me?" Adakah yang salah?
"Udah tiga hari ini selalu aku yang sms dia duluan, dia nggak pernah kasih kabar lagi. Dia juga nggak pernah online lagi. Kenapa ya?"
"Dia sibuk kali."
'Dulu-dulu juga dia sibuk, tapi tetep sempat kirim sms."
Keadaan ini terus berlangsung selama dua minggu. Selama itu si perempuan mencari alasan kalau si laki-laki tetap akan datang lagi dan melamarnya walau beberapa temannya yang mengetahui kisah pedihnya ini menyatakan itu sinyal kalau si laki-laki sudah tidak tertarik lagi. Tapi si perempuan selalu dan selalu mengingat janji-janji manis si laki-laki, pertemuan dengan ibunya, buah tangan yang dia bawa begitu banyak buat keluarganya, dan semua ucapannya tentang pernikahan. Sampai pada akhirnya si perempuan berpikir sudah cukup dia di acuhkan seperti ini. Dia lalu meminta kepastian tentang status hubungan mereka.
"Maaf saya tidak bisa kasih janji apa-apa. Saya kehilangan pekerjaan. Saya mau fokus menata hidup saya dulu. Semoga kamu bertemu dengan jodoh kamu."
Jawaban si laki-laki menghancurkan cita-cita dan cinta si perempuan menjadi berkeping-keping seperti beling. Langit seperti runtuh, gunung seperti meletus, air laut seperti menerjangkan ombak tsunami.
Seandainya...seandainya si perempuan tidak terlalu percaya ucapan si laki-laki.
Seandainya dia tidak mengambil serius janji manis si laki-laki.
Seandainya di awal dia menolak dikenalkan.
Mungkin sakit ini tak akan menimpanya. Sakit yang terlampau sakit.
"Kau yang mulai kau yang mengakhiri."
Salah membaca sinyal kah? Sedangkan janji menikahi begitu eksplisit, tindakannya menemui keluarga sangat perkasa, tapi masih saja berakhir degan mungkin dia tidak begitu tertarik sama kamu.
Hikmah yang dapat diambil...
Laki-laki yang tertarik sama perempuan akan menyatakan dan melakukan hal sbb:
- "Aku suka kamu, mau nggak jadi pacar aku?" setelah diterima dia akan memperlakukan kamu bak ratu.
- "Aku cinta kamu, mau nggak jadi istri aku?" setelah diterima dia akan melamarmu, dan tidak lama menikahimu.
- Apa lagi ya? Kayanya cuma dua poin di atas aja yang menunjukkan kalau seorang laki-laki tertarik, benar-benar tertarik sama kamu. Selebihnya, sorry to say this that he's just not that into you alias kamu salah baca sinyal yang kamu kira itu sinyal cinta padahal begitulah laki-laki memang suka bikin GR para perempuan. So, watch out, girls!!!
0 komentar:
Post a Comment