Kalau begitu bisa ditarik definisi dari latah yaitu mengikuti perilaku, tindak tanduk, kelakuan, perkataan, ucapan, gaya penampilan dll dari orang lain di negara sendiri atau pun negara luar tanpa diketahui makna dari sesuatu yang diikuti tersebut. Kalau mau meminjam istilah yang agak berat dari istilah agama disebutnya taklid buta.
Apakah kita (baca: warga Indonesia) termasuk masyarakat latah? Ah menurut saya sih kita tidak latah, hanya saja suka melihat orang kebanyakan memakai BB (Black Berry) lalu tertarik membelinya. Dari eksekutif muda, ibu rumah tangga sampai anak-anak SD aja punya, masa kita nggak punya? Malu dong, ketinggalan jaman.
Korean boysband dan girlsband ala SuJu dan SNSD sedang menyerang kaula muda kita, masa kita nggak punya boysband dan girlsband asli bikinan dalam negeri. Makanya kita dukung terus SM*SH (baca: smosh) dan 7 Ikans. Let's keep on singing: Bibirmu dower.. bibirmu dower..cenat cenut cenat cenut kaya badut :D
Or instead check this one out! Andeca Andeci ;p
Dalam hal fashion, saya mungkin yang menganut paham Be My Self, jadi diri sendiri aja dikarenakan terlalu banyak gaya yang ditawarkan dan bersifat musiman. Dari baju muslim Syahrini, kerudung Baso, ciput India, ciput konde, ciput ninja, sendal Crocs, tas Hermes dll (item terakhir itu barang KW-KW an ya, yang asli harga milyaran punyanya ibu Nunun nggak kebeli choyyy ;)
Sampai-sampai teman saya di FB (ehem ternyata saya termasuk penyumbang Indonesia masuk di jajaran nomor tiga terbanyak pengguna FB ^^) menulis status seperti ini:
pada musim jilbab april ya..ga di pasar,ga di mall,ga di angkot,ga di jalan..semuaaa aprilll.meuni lierrr
jilbab april? |
Begitu pula dengan nasib Sinta dan Jojo.
Waktu Amerika sedang mengadakan pemilihan presidennya yang ke-44, warga kitalah yang sepertinya lebih demam akan Barack Obama. Sampai-sampai kisah masa kecilnya diangkat ke layar lebar dengan judul Anak Menteng (Little Obama).
Kalau menyinggung tentang para artis yang terjun ke dunia politik juga nggak keitung. Jadi nggak usah dibahas lah ya, cuappeeee dehhh!
Yang terakhir mungkin yang paling tidak pernah bisa lepas dari gaya hidup muda mudi di tanah air, yaitu merayakan Tahun Baru. Berbeda kalangan akan menentukan jenis perayaan yang dilakukan. Ada yang merayakannya dengan bakar-bakaran ikan, ayam, sapi, kambing di rumah aja. Ada yang merenung berinstrospeksi diri di dalam Masjid. Ada yang pergi bersama keluarga ke tempat wisata, puncak, villa, hotel, restoran dll. Namun hal yang negatif juga tidak bisa dipungkiri sering terjadi di malam tahun baru, seperti pasangan belia tewas di malam tahun baruan. Atau yang sekarang sedang menggegerkan kota Bandung dan menggengerkan UPI. Padahal jika dibandingkan dengan Korea Selatan sebagai negara maju dimana energinya bersumber dari nuklir, Samsung dan LG-nya yang go internasional, atau produk mobil dalam negerinya yaitu Hyundai dan KIA yang sangat dibanggakan oleh warganya (nambah: di sepanjang jalan-jalan di Cheongju ini, jarang sekali terlihat mobil selain merek yang disebutkan diatas. Kalaupun ada buatan Eropa itupun sangat terbatas), malam tahun baru 2012 ini keadaannya sangat jauh jauh jauh lebih tenang dari negeri kita tercinta. Kenapa? Sederhana saja, karena merayakan pergantian malam tahun baru bukanlah budaya dari warga negeri Ginseng ini. They might think it's not worth celebrating. Tapi kita sebaliknya, tak apa bukan budaya kita, yang penting senang senang dan asyik masyuk. -_-'
Itulah tadi contoh-contoh dimana kita bisa mengelak kalau kita (baca: warga Indonesia) sangatlah tidak latah, jarang ikut-ikutan atau meniru budaya orang lain atau negara lain.
0 komentar:
Post a Comment