Belakangan ini saya susah tidur alias insomnia, mungkin karena awalnya suka menonton film lepas berdurasi sekitar dua jam an pada pukul 11 malam. Kebayang kan beres film nya jam berapa. Belakangan juga saya jarang nonton tv streaming, dikarenakan kualitas gambarnya yang sering buffering. Aneh, padahal Korea Selatan adalah negara dengan akses internet tercepat se-Asia Pasifik (based on Yohan Salman). Karena jarang nonton itulah yang menyebabkan saya jadi kurang up-dated dengan barita-berita di negara tercinta, Indonesia. Tapi kalau FB jangan salah, social network yang satu ini sudah menjadi default website yang ada di google chrome laptop saya.
Suatu siang di hari Selasa, 24 Januari 2012, seperti biasa saya buka-buka FB saya. Ada satu status teman yang menarik buat dibaca karena gaya bahasanya yang marah-marah, intinya dia mencaci maki seseorang yang ingin bunuh diri, katanya ya nggak usah ngajak orang-orang kalau mau mati, mati aja sendiri. Lalu tertulis juga tulisan Tugu Tani yang saat itu tidak familiar buat saya (secara saya mojang Bandung yang kuper tentang Jakarta). Ketidak tahuan itu saya abaikan sampai saya liat status teman yang lain yang melink berita tentang tabrakan maut di Tugu Tani. Dari situ saya mulai curiga, pasti terjadi sesuatu yang dahsyat di negara kita saat ini.
Ketika saya klik link tersebut benar saja, cuma ada satu kata: tragis. Innalillahi wainnailaihi raji'un. Kronologis, nama korban, jumlah korban, nama penabrak, kenapa si penabrak begitu kehilangan kendali, keterlibatan narkotika, pesta shabu, permohoan maaf sang ibu dan kakak si penabrak, Gubernur Jakarta Foke yang menghadiri tahlilann para korban, si penabrak yang mulai rajin puasa karena merasa dimusuhi semua masyarakat Indonesia, sampai yang terakhir permintaan maaf si penabrak melalui secarik kertas yang dibubuhi materai 6000 dan tanda tangannya, jelas dipaparkan di website-website beritayahoo!, tempo, gatra, republika dan masih banyak lagi. Berita-berita tersebut menambah keinsomniaan saya. Udah susah tidur ditambah yang dibayangin sebelum tidur adalah tragedi kecelakaan maut tersebut. Sungguh tersiksa. Tersiksa juga karena ada beberapa hal yang ingin keluar dari otak dan hati saya tentang kejadian tersebut. Bukan, bukan ingin mengisahkan kembali atau sekedar copy paste berita tersebut, sebab kalau saya mengkisahkan kembali hal-hal tersebut diatas akan sangat melelahkan secara saya bukan wartawan yang pandai menulis dengan tata bahasa yang jurnalistik.
Saya mencoba melihat kecelakaan maut ini dari beberapa kaca mata:
~ Maut
Rizki, Jodoh, dan Maut ada di tangan Yang Maha Kuasa
"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati." Q.S. Al-Anbiya: 35.
"Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati." Q.S. Lukman: 34.
Tidak ada manusia yang bisa memprediksikan kapan dan dimana serta bagaimana ia mati. 8 korban tewas kecelakaan maut Tugu Tani tidak pernah tahu kalau pada hari Ahad, 22 Januari 2012 mereka akan merasakan kematian, kembali lagi ke haribaan Illahi. Usia mereka juga beragam, dari balita berusia 2.5 tahun sampai wanita paruh baya berusia 51 tahun. Saat itu mereka dalam keadaan sehat wal 'afiat. Bahkan beberapa dari mereka adalah pemuda yang cinta olahraga sepak bola. Mereka mungkin lebih sehat dari orang-orang yang sedang dirawat di rumah sakit, dan didiagnosa kanker tumor seperti yang terjadi para artis jadul Rima Melati. Namun lihatlah ia sekarang, segar bugar hiduo bahagia dengan anak cucunya. Begitulah maut, sudah sicatat di Lauh Mahfudz Allah SWT jauh jauh sebelum kejadian tersebut terjadi.
~Ujian bagi keluarga korban yang ditinggalkan
“Ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allahlah pahala yang besar.” Q.S. Al-Anfaal: 28.
Ketika saya melihat video berita yang mengabarkan nama-nama korban, air mata saya perlahan menetes tar terbendung. Saya hanya membayangkan jika saya mengenal salah satu nama daftar korban tersebut. Cinta kita begitu besar untuk orang tua, saudara, suami, sahabat kita. Namun tentunya Allah SWT menakdirkan ini bukan karena benci kepada kita dan mengazab kita, jika kita masih merasa berusaha untuk menjalankan agamaNya, saya kira itu pasti adalah suatu ujian, cobaan bagi keluarga yang ditinggalkan.
~ Menelanjangi hukum Indonesia yang sesungguhnya
Jika seorang nenek tua renta yang mengambil biji kokoa dari atas tanah di perkebunan milik perusahaan besar saja dikenai hukum pidana, jika seorang yang 'katanya' mencuri sendal jepit saja dikenai hukum pidana, jika seorang maling ayam saja dikenai hukum pidana, kira-kira hukum pidana apa yang pantas buat si penabrak yang telah terbukti lalai mengemudi karena berada di bawah pengaruh narkotika jenis shabu? Hanya 6 tahun? Pantaskah? Sedangkan hidung dibalas hidung, telinga dibalas telinga, tangan dibalas tangan, apalagi nyawa dibalas nyawa. Apalagi nyawa yang direnggut adalah nyawa 9 orang. Memang katakanlah tidak ada seorang pun yang sengaja menabrak, kecuali psycho, tapi keberanian mengendarai mobil dengan keadaan sangat mabuk adalah kesengajaan.
~ Hati-hatilah dalam mengemudi kendaraan apapun
Dulu ketika orang tua mempunyai mobil pribadi, saya adalah supir pribadi keluarga. Karena memang hanya saya dan seorang paman yang bisa nyetir. Saya ingat kalau nyetir mobil suka pelan-pelan, karena yang ada dibayangan saya kalau ngebut dan tiba-tiba ada seseorang menyebrang di depan mobil saya, saya tidak bisa mengelak untuk menabraknya. Kesadaaran saya juga merupakan hal yang paling saya perhatikan ketika menyetir. Jika ada beberapa teman saya yang katanya suka tidur kalau sedang mengemudikan mobil atau motor, saya bukan tipe supir seperti itu. Entahlah kenapa saya tidak pernah ngantuk kalau sedang beraksi di jalan, mungkin sekali lagi karena saya takut menabrak atau ditabrak kendaraan lain. Saya sering menolak minum obat jika akan menyetir sedang saya sedang terkena gejala flu. Jelas-jelas disebutkan efek samping obat itu menyebabkan ngantuk kalau saya minum dan terjadi kecelakaan, sungguh merupakan kesalahan bodoh. Apalagi kalau ditawari shabu kaya si penabrak maut Tugu Tani ini. Haduh, mending saya dengerin lagu karya David Foster dari pada nyetir sambil ngefly. Nggak nyetir aja narkoba itu haram hukumnya apalagi ini, halah speechless deh.
Hal yang paling mengerikan waktu jaman saya jadi supir keluarga yaitu ketika kami sekeluarga mudik di pagi hari tepat h-1 Idul Fitri. Aku, yang kata ibu adalah supir yang tenang dan nggak gampang panik, alhamdulillah mengendarai dengan sukses di kelilingi rombongan, tepatnya pasukan kuda besi Yamah, Honda, dll. Sungguh sesak jalanan saat itu, saya hanya injak kopling lalu injak gas sedikiiiittt banget, sebab kalau nggak bisa nubruk pasukan itu, terus injak rem sering-sering. Eh dasar nasib, udah nyetir pelan-pelan kaya kura-kura tiba-tiba salah satu pasukan kuda besi itu mepet-mepet ke mobil yang saya kendarai. Ya saya tetap ada di jalur saya dong, lalu ketika saya mulai memajukan lagi mobil dengan mata melotot dia yang mepet-mepet nggak jelas menunjuk ke arah bawah kakinya memakai boot yang kesakitan digiling ban mobil kijang hitam kami yang kekar. Errrr, dia yang salah dia juga yang nyolot. Dia nunjuk-nunjuk kepalan tangannya dari kejauhan. Saya benar-benar pucat pasi waktu itu padahal jelas-jelas saya nggak salah apa-apa, saya menyetir di jalur saya dimana mobil saya yang dikelilingi jutaan bahkan milyaran motor yang maunya nyalip dan menang sendiri. Udah kegeleng gini kan yang disalahin tetep yang bawa kendaraan yang menggeleng kaki dia.
Belakangan saya juga sering dapat kabar tabrak lari, mobil menabrak motor. Dan dua kejadian itu korbannya perempuan. Mereka tewas di tempat. Begitulah jika kita tidak berhati-hati di jalanan.
~ Narkoba, free sex dan kehidupan malam yang menjerat kaula muda di dunia hiburan
video sex seorang musisi dengan model dan artis ternama juga pembawa acara infotainment terkemuka menggegerkan masyarakt Indonesia pada pertengahan Juni 2010. Tidak terhitung banyaknya pecandu narkoba dari kalangan artis. Kalau nyabu, ekstasi, heroin aja udah biasa, apalagi dugem, minum-minuman keras dan penyakit kehidupan malam lainnya. Mungkin kalau kita ingin masuk ke dunia hiburan harus pilih-pilih bidang yang akan digeluti, menyanyi, main film atau sinetron religi, karena orang-orang yang bergelut di dalamnya cepat atau lambat akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Kan ada pepatah tuh, jika ingin lihat seseorang lihatlah temannya.
~ Perasaan si penabrak
Kalau laiknya orang normal sih pasti depresi karena rasa sesal yang teramat dalam, apalagi sekarang semua orang setanah air memusuhi, mecaci maki, bahkan mengutuknya. Kata maaf memang tidak akan menghidupkan para korban tewas dan menyembuhkan para korban luka-luka berat, namun itulah tindakan yang sangat minimal ketika seseorang berbuat salah. Allah SWT Maha Pengampun, Mengampuni semua jenis dosa kecuali musyrik, jika kita bertobat. Kejadian ini bisa dibilang azab buat si penabrak yang jelas-jelas terbukti pengguna narkoba. Untuk ibunda dan keluarganya mungkin bisa dikatakan cobaan kalau tidak mau dikatakan salah asuhan/didikan. Entah apa yang dia lakukan di masa lalu sehingga hal ini menimpanya. Na'udzubillahimindzalik. Semenyesal apapun tetap tidak akan melepaskannya dari jeratan hukum, maksudnya hukum Allah kan tau sendiri hukum di kita nggak bisa diandalkan. Semoga ia kembali ke jalan yang benar dan bertobat dengan sesunggunya tobat.
0 komentar:
Post a Comment