Ya Alloh, Lindungilah ia dimanapun kapanpun berada

Jam dinding menunjukkan tepat pukul 11 pm waktu Cheongju. Malam minggu yang biasanya dihabiskan dengan suasana santai, pelepas penat selama weekdays, malah biasanya orang memilih menghabiskan malam minggu ke luar rumah, cari angin, candle light dinner. Tapi aku dengan berat hati sambil mengelus rambutnya yang halus seperti bayi, membisikkan kata "bangun, sayang. waktunya ke lab lagi." Habis harus bagaimana lagi, itu amanahnya. 
Aku cek di local weather forecast, cuaca saat ini mencapai suhu minus 9!
Aku benar-benar ingin menemaninya. Melewati salju yang licin bersama-sama. Merasakan tusukan angin malam ke tiap tulang dan sendi di winter pertamaku ini. Menikmati malam syahdu tapi menyiksa karena wajah yang diterpa angin walau sudah diselimuti syal tetap akan terasa kaku karena dingin yang sungguh terlalu. Menarik nafas yang berat karena angin yang terhirup membekukan hidung, menghasilkan cairan. Membekaskan pipi kemerahan dan bibir yang kering serta pecah-pecah.
Tapi keikutsertaanku hanya akan memperlambat jalan menuju lab. Jadi aku disini menunggunya, sambil berdo'a:
"Ya Alloh, tolong lindungilah ia dimanapun kapanpun berada.."

0 komentar:

Post a Comment