Korea Selatan Di Mata Si Katro

Bagi seseorang yang ditakdirkan menjadi warga negara maju seperti banyak negara di benua Eropa atau beberapa negara di benua Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan, hal-hal yang mereka lalui tiap harinya mungkin tidak dianggap sesuatu yang "ajaib". Namun bagi saya seorang yang lahir dan besar di negara berkembang seperti Indonesia, tinggal untuk beberapa bulan di negara maju seperti Korea Selatan, melewati hari-hari yang dipenuhi dengan "kemajuan dan keberadaban" yang ditawarkan warga dan pemerintah di negara ini adalah suatu "keajaiban". 
Meminjam istilah host sekaligus komedian Tukul Arwana, panggillah saya katro atau ndeso atau kampungan. Namun banyak hal yang menurut warga asli sini biasa saja tapi tidak bagi saya; bagi saya hal-hal tersebut adalah suatu keajaiban sampai saya berfikir "koq bisa ada orang yang bikin ini atau itu, ngelakuin ini atau itu dll". Pokoknya semua serba menakjubkan bagi saya yang lahir dan besar di negara yang teman saya sebut sebagai "Planet of the apes" sangking hampir semua warganya tidak pernah bertindak layaknya seorang "manusia" yang memiliki akal bertindak, ya ambillah contoh kecil yaitu mengantri. Di negara kita tercinta, mengantri bukanlah berbaris dari depan ke belakang akan tetapi dari samping kanan dan kiri. Weirdo? Indeed. Sampai-sampai dosen saya yang pernah tinggal lama di Autralia pernah menjadi "korban" antrian yang aneh namun biasa ini karena ia telah terbiasa mengantri dengan normal yaitu berbaris dari depan ke belakang. Walhasil, pengantri yang taat seperi dia akan dikalahkan oleh semua warga yang mengantri dengan brutal. Di Indonesia susah kalau mau taat, karena kita harus melawan jutaan orang yang tak taat. Alhasil, dari pada kita jadi korban seperti dosen saya tadi, mending ikutan aturan main mereka yang dominannya tidak taat. Mau gimana lagi? #deep sigh.
Banyak hal-hal yang ajaib bagi saya si katro dari Indoensia ini, diantaranya adalah:
  • Mesin Jualan: mesin jajanan, minuman, sampai kebutuhan perempuan seperti sstttt pembalut. Mesin ini bisa di temukan diantaranya di sudut gedung kampus dan sudut dekat toilet subway station. Buat saya semua ini ajaib, karena selain di Bandung tidak pernah ditemukan satu pun mesin jajanan seperti itu, mesin-mesin ini juga menawarkan keefektifan dan kenyamanan instant shopping. Efektif karena kita bisa langsung memilih jajanan atau minuman yang kita ingin di satu display dan efektif karena uang yang disisipkan ke dalam mesin akan langsung "memberikan" kembalian kita dalam beberapa detik. How quick! Nyaman sebab kita tidak usah merasa khawatir dengan cashier (kalau cashier-nya anak muda sih biasanya ramah-ramah, tapi kalau cashier-nya ajumma alias ibu-ibu itu loh yang juteekk ny minta ampun kalo kita lama nongkrongin milih-milih barang belanjaan) yang menunggu kita membayar atau paling tidak nyaman ketika kita tidak jadi membeli. Kita cuma mau liat-liat barang yang di pampang di display aja juga boleh. No body cares! and the most important thing is no body gets mad when you decide not to buy anything!
  • Water dispenser: di Negeri Ginseng ini pemerintahnya tidak pelit sama air minum. Yups! Kita bisa banyak menemukan water dispenser di beberapa tempat umum, dan gratis tis tis. Di gedung kampus, biasanya dekat toilet, di super market, bisanya dekat elevator. Dan uniknya lagi, gelas buat minumnya pun di sediakan dan lagi-lagi gratis. Anehnya gelas gratis ini tidak seperti gelas yang biasa kita temukan di Bandung dan sekitarnya, gelas ini terbuat dari kertas. Yeah, seperti kertas buat nulis, dilipat-lipat dan menjadi bentuk seperti ini: 
gelas kertas kampus CBNU
  • Kran air minum gratis: lagi-lagi air minum adalah hal yang penting di Korea Selatan. Pemerintahnya sangatlah concerned tentang ketersediaan air minum bersih bagi warganya, mungkin karena air minum adalah hal yang vital bagi manusia selain mungkin bagi negara maju ini, air minum adalah hal yang murah jadi pemerintah membagikannya dengan cuma-cuma. Dan perkiraan saya yang lain adalah mungkin karena orang sini terutama orang tua seperti ajossi dan ajumma nya paling doyan jogging, running, exercising dan hiking. Hmmm aneh ya, yang hobi olah raga itu orang tua loh! Katanya anak muda nya lebih suka minum-minum soju dari pada olah raga. Coba bandingkan sama warga kita, orang tua olah raga? sangat bisa dihitung jari, anak muda olah raga? lumayan lah kalau kita pergi ke beberapa tempat pusat olah raga, seperti gelora bung karno di Jakarta, atau gasibu di bandung, tapi mereka lebih berolahraga untuk rekreasi. Ya kan? Itu sih pengalaman saya. hehe. Saya lebih suka pergi ke pusat olah raga untuk jajan-jajan dan window shopping! Olah raga yang aneehh. Kalau pun olah raga sesungguhnya, saya pernah rutin senam aerobik di dekat rumah di Bandung. Seru, berkeringat, dan bersemangat karena dentuman dangdut koplo yang di pilih teh Iis sang intruktur. hihi.
Kran air minum (lagi-lagi) gratis
  • Seperangkat alat gym gratis di lapangan olah raga: seperti yang telah tadi saya singgung, orang sini terutama orang tuanya sangat hobi olah raga. Jadi tidak salah pemerintahnya menyediakan seperangkat alat olah raga yang disebut K-Power (perhatian, bukan K-Pop ya) ini di beberapa lapangan olah raga atau malah di atas bukit sekalipun kita bisa menemukan alat-alat gym ini.
gaya dulu ah, bukan olah raga dulu ah.
  • Subway alias kereta bawah tanah yang canggih: sejak kecil saya sudah suka nonton film Hollywood dimana ceritanya kadang ada setting subwaynya. Dulu sampai sekarang sebenarnya saya masih takjub dengan negara maju yang peradabannya sangat jauuuuh di depan negara berkembang seperti negara kita. Bagaimana ya orang bisa bangun stasion kereta bawah tanah yang begitu luas, lebar, dan dengan kualitas kereta yang diatas rata-rata kereta patas kita. Dan bersihnya itu loh nggak ketulungan, nggak ada satu sampah pun berserakan di lantai stasion kereta bawah tanah di Korea Selatan ini. Mantaps.
Salah satu elevator stasion kereta bawah tanah yang curam
Ajumma yang tertidur di kursi khusus lansia, ibu hamil, ibu menyusui, dan ataupun disable people
Monitor pengumuman datangnya kereta 
Suasana di dalam kereta bawah tanah
  • Pasar tradisional/ 시장 (sijang) yang bersih: nggak usah malu atau takut muntah-muntah kalau kita mau berbelanja sayur, ikan dkk di pasar tradisional sini karena ngebayangin pasar induk Gede Bage atau pasar Ujung Berung yang bau dan bentuknya bikin mata dan hidung kita trauma. Di sini pasar tradisional benar-benar ditata sedemikian rupa sehingga tidak ada bau tidak sedap atau tanah yang becek kotor sehabis hujan. Yang bisa kita cium hanyalah wangi daging yang dipanggang, wangi berbagai jenis gorengan yang dijajakan, wangi  두부  (dubu) atau tahu yang baru diangkat dari mesin cetaknya, juga wangi sayur mayur dan buah-buahan yang segar. Berbelanja menjadi menyenangkan tidak kalah dengan berbelanja di super market.
Lapak seafood beserta sang model eh sang empunya
Beragam ikan teri dan kim/rumput laut kering
Sayur mayur ala Korea
Pasar yang kinclong 
Well, I guess that's all for now. Mungkin segitu dulu yang sekarang saya ingat hal-hal di Korea Selatan terutama di tempat saya sekarang tinggal bersama suami yang bikin saya takjub. Once again, I must admit that I am a Katro person who admires all seems-to-be magical things in this so-called developed country. Hope oneday Indonesia can be like this too, aamiin.

0 komentar:

Post a Comment