Susahnya Bersyukur

bersyukur emang susah susah gampang, atau gampang gampang susah? memang begitulah manusia yang diciptakan berkeluh kesah akan senantiasa kurang bersyukur dengan membandingkan milik kita dengan milik orang lain. atau malah membandingkan milik kita dimasa kini dan masa lalu seperti waktu sd pengen smp, waktu smp pengen sma, waktu sma pngen kuliah bosen cenah pake seragam terus.
menurut pengmatan dan pengalaman penulis,,(biar kesannya empiris cuy,,,) bersyukur itu gampang kita tinggal mengingat dan menghitung-hitung kenikmatan Alloh (baca: masa-masa indah) coba kita flash back, masa ketika kita lulus sd dengan nilai memuaskan, lalu mendapat hadiah sepedah dari ortu, lalu waktu kita bisa memandang gebetan kita denga jelas (karena mata kita Alhamdulillah tidak katarak, iya kan?), lalu waktu kita ditraktir teman makan di restoran, lalu waktu kita diterima di universitas impian kita, lalu waktu kita pergi ke majlis ta'lim (jangan salah ada beberapa muslim yang susah menambah ilmu agama dengan pergi ke pengajain alasannya apalagi kalo boring, menjenuhkan, ustadnya ga lucu, emang ustad mah bukan sule sang komedian kondang, atau karena jauh dan atau karena masih banyak pekerjaan rumah kaya nyuci, nyetrika, ngepel, hmmm,,,padahal enakan ngaji tinggal duduk dan dengerin ceramah.), lalu waktu kita diterima kerja, waktu kita nerima gaji pertama dan seterusnya, lalu waktu kita bekerja dengan badan sehat wal 'afiat, lalu waktu kita makan makanan favorit kita, lalu waktu kita dilamar, waktu kita punya suami (istri) dan anak yang lucu, sehat, dan soleh, lalu,,,lalu,,,lalu,,,duh sampe berbusa kalau ngomongin kenikmatan Alloh yang udah dikasih sama kita. 
dari semua itu Alloh cuma minta kita untuk bersyukur, selain dengan mengingat masa-masa indah itu alangkah baiknya juga bila dibarengi dengan usaha peningkatan keimanan dengan ibadah, berbuat amal soleh, mencegah kemungkaran, itu juga termasuk wujud rasa syukur kita.
bersyukur sepertinya sama dengan berfikir positif. betapa banyak yang diuntungkan jika kita berfikir positif, otak pun jadi mudah mencerna masalah, otot jadi ga tegang, nafas jadi normal, bandingkan jika kita berkeluh kesah, badan juga jadi sakit, salah ambil keputusan (seperti Krisdayanti yang salah langkah trus ketika dia berslingkuh (selingkuh tanda tidak syukur terhadap suami yang otomatis melanggar janji akad nikah kepada Alloh lho bukan kepada Lebe atau Penghulu)
coba perhatikan tanda-tanda orang yang suka mengingkari nikmat Alloh, sudah lulus sekolah (sma ya...) merengek-rengek pengen nikah, sudah ketemu jodohnya, malah pengen kerja (khusus buat perempuan, karena para pria WAJIB hukumnya BEKERJA), yang belum nikah tapi udah dapet kerja bertanya-tanya kapan jodohnya tiba sampai pesimis (saya mah enggak lho..), yang ga kerja ga kuliah dan belum nikah,hmmm...apa keluhannya ya?? bingung sayah juga. yang udah kerja pengen resign merasa ga cocok dengan tempat kerja, pekerjaannya tau rekan kerjanya. yang udah lumayan lama menikah mengeluh bosan sama pasangannya, jenuh ngurus rumah tangga, ngurus anak (lah yang diurus anak sendiri gimana kalau anak tetangga? ihihi). 
ada kutipan bagus dari kang Pidi Baiq seperti dibawah ini:
"Kalau cintamu ditolak, ya itu bagus, Da, malah harusnya kamu bersyukur
kepada Allah karena tidak mendapatkan dia, yang belum jadian aja sudah
berani nolak, apalagi nanti kalau sudah nikah."
wkwkw aya2 wae emang kang Pidi mah. tapi bagus juga untuk direnungkan bahwa masalah apapun yang sepertinya tidak enak akan berubah menjadi enak jika kita memandangnya enak. ngerti tak? saya juga bingung.hehe. jadi maksudnya Alloh SWT itu sesuai dengan prasangka hambanya. kalau kita yakin dengan status kita,mahasiswa teladan atau mahasiswa abadi, jomblo atau yang sudah tunangan,yang lajang atau yang sudah menikah, yang sudah bekerja atau yang sedang mencari atau yang sedang melamar atau yang sedang menunggu panggilan yang belum datang jua, jika kita yakin itu bagian dari takdir yang harus dijalani dan meyakini kalau ini enak untuk dijalani pasti akan terasa seperti itu.
Dunia itu seperti apa yang kita lihat...jika kita bersyukur pasti dunia terasa (memang nyatanya seperti itu) indah seperti perempuan melihat Mall (naon hubunganna? kan kita para cewek suka mencuci mata dengan window shopping ,kalo ga punya uang, kalo punya mah borong!
dan jika kita berkeluh kesah terus, dunia akan terlihat seperti tawuran antar warga di Koja, Jakarta Utara (rumeuk dan menakutkan maksudna mah)
jadi intinya,,,
cobalah bersyukur dan rasakan manfaatnya.
wallohu'allam bishowwab.

0 komentar:

Post a Comment