IBU


Wanita ini suaranya seceria riak-riak air sungai,
Wangi hembusan nafasnya semerbak bunga Polianthes tuberosa,
Lembut tatapan matanya seakan Gossypium arboreum yang siap panen.


Wanita ini tak berteman dengan kemarahan,
Ia tak pula mengenali sesuatu bernama ketamakan,
Bermusuhan ia dengan rasa dendam akan ketidak nyamanan dalam hidup,
Keangkuhan tak tertulis dalam kamus kehidupannya.


Mengucap ia adalah harapan,
Harapan ia adalah doa-doa terpanjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa,
Doa ia sama dengan RidhoNya,
RidhoNya berarti terjadi sesuai KehendakNya, apapun itu, kapanpun dan dimanapun, kun fayakun.


Keikhlasan adalah temannya,
Berkorban ialah kawannya,
Menyayangi adalah jiwanya,
Melindungi ialah kata hatinya,
Amal soleh adalah sahabat setianya.


IBU seperti oase di padang Sahara,
seperti pelangi seba'da hujan,
seperti mentari hangatkan salju yang dingin,
seperti rembulan terangi malam yang kelam,
seperti awan melukis langit,
seperti bintang hiasi angkasa,
seperti mutiara di dasar laut,
seperti Leontopodium Alpinum di puncak gunung,
IBU, terbentang taman Firdausi di telapak kakinya.

1 komentar:

tira sari puci said...

i miss my ibu soooo muchhhh. love you, bu. hayu urang lelendotan deui...

Post a Comment