si Pretty Woman

Sore tadi seperti jadwal yang telah ditentukan bersama teman kecilku, Haikal Dafy, untuk berjanji mengaji Iqra tiap hari, bagianku ke rumahnya. Aku sengaja pergi setelah selesai memasak untuk buka shaum qodo hari ke empat ini (sisanya tiga lagi) mepet ke waktu maghrib agar nanti pulang menemaninya mengaji aku bisa langsung berbuka. Ketika sampai di rumahnya, Api panggilan akrabnya, sedang sibuk membaca buku di depan laptopnya yang terpampang Skype bersama guru Belajar Jarak Jauh nya. Ah ternyata saat itu bentrok dengan jadwal sekolah online nya. Akhirnya aku ngobrol sebentar sama mba Shinta, sang ibu, juga Queen cantik sang adik.
Ketika hendak pamit, ibunya menanyakanku apakah aku berkenan diberi jaket olehnya. Who can refuse that temptation? Jaket meskipun sudah punya banyak, tapi kalo ditawari gratis ya pasti mau lah. Aku lalu mengiyakan, kalau memang sudah tidak terpakai olehnya dan sudah diijinkan suaminya.
Wow! It's not only a jacket, it's a beauty. I love it at the first time she showed me. Aku langsung memakainya saat itu juga, pergi dengan jaket hijau muda pulang dengan jaket pinky.
Aku kini menamainya si Pretty Woman.

0 komentar:

Post a Comment