Proses Bikin Passport

Hari itu hari Jum'at tanggal 25 Juli 2011, seminggu setelah aku dilamar. Aku mencari lokasi kantor Imigrasi Kota Bandung yang beralamat di Jl. Surapati No. 3, Bandung, Jawa Barat dengan nomor telepon (022) 7272081 dan faks (022) 7275294. Ternyata di sebelah kanannya kantor BKKBN Provinsi Jawa Barat, tempat bapaku berdinas. O.K. deh aku langsung percaya diri untuk pergi menuju kantor Imigrasi. Aku pergi ba'da solat dzuhur, rencananya setelah itu aku langsung mengajar ke daerah Buah Batu.
Dari rumah aku naik angkot Panyileukan sampai pasar Gede Bage. Dari pasar aku ganti angkot Gede Bage-Ujung Berung-Dago si angkot Pinky, karena warnanya yang pink.
Aku sampai juga akhirnya di kantor transmigrasi setelah sekitar satu jam lebih 15 menit, biasa lah angkot kan hobinya ngetem, ya penumpanglah yang jadi korban, telat kerja yang bisa berakibat di PHK, telat kuliah yang mungkin berakibat "dilucuti" rasa malu oleh pa dosen di depan kelas, telat janjian sama teman bisa jadi musuhan tujuh turunan, telat janjian sama kekasih yang bisa berakibat putus cinta dan bunuh diri dll. ughhh sungguh TERLALU! Na'udzubillahimindzalik...(sambil mengepal tangan getok-getok kepala, apa maksudnya coba? wkwkw)
Sesampainya disana aku langsung bertanya ke mba-mba yang ada di front office (meja panjangggggg di depan kursi para pemohon passport) "mba,cara bikin passport pertama-tama kaya gimana ya?" "Beli map kuning dan materai dulu di warung sebelah"
Aku langsung bertolak ke warung di luar kantor sebelah kanan, membeli map kuning berisi Lembaran Identitas yang harus diisi beserta cover buku passport berwarna hijau tua, juga materai; map kuning Rp.10.000 dan materai Rp.6.000= Rp.16.000. Setelah itu aku menuju ke ruangan sebelah kiri kantor tersebut ada pelayanan untuk mengambil Form Pendaftaran pembuatan passport, Rp.gratis a.k.a nggak usah bayar. Setelah itu aku mengisi Form Pendaftaran di meja luar yang disediakan untuk menulis data diri dan hal lainnya yang diminta form tersebut, di meja itu juga terpampang contoh-contoh cara penulisan dll.
Setelah selesai mengisi Form Pendaftaran aku langsung bertanya pada pa satpam dimana tempat menyerahkan map tersebut. "Oh sudah tutup, neng. Penyerahan Form pendaftaran hari Jum'at tutup jam satu."  Benar saja saat itu waktu menunjukkan pukul 2.00. Wah aku baru tersadar sudah sangat petang, jarak dari jalan Suci ke Buah batu lumayan jauh jika ditempuh dengan angkot, karena aku hanya tau angkot yang pink itu untuk kembali ke pasar lalu dari pasar naik sekali angkot menuju Buah Batu. Aku pikir jika dipaksakan pasti telat (inget kan bagaimana angkot yang ngetem pelan-pelan membuat kita gila, hehehe) akhirnya aku putuskan untuk tidak masuk kerja.
Tiga hari kemudian tepatnya hari Senin aku bersama bapa yang akan bekerja kembali ke kantor Imigrasi sekitar pukul 6.00 ikut nebeng tetangga yang kebetulan pengemudi angkot ke arah Cicaheum. Kami hampir sampai di tempat tujuan pukul 7.00, karena belum sarapan, aku dan bapa memutuskan untuk nongkrong di gerobak Lontong dan Soto depan kantor BKKBN. Selesai sarapan aku dan bapa berpisah, aku langsung bergegas menuju kantor Imigrasi yang berada tepat di sebelah kanan kantor BKKBN. Di depan pintu masuk antrian ternyata sudah lumayan panjang. What? padahal masih setengah jam menuju pukul 8.00 waktu bukanya kantor tersebut. Haduh ya sudah lah aku langsung mengantri. sekitar jam 8.00 pa satpam mulai membuka pintu masuk. Satu per satu dari kami masuk mengambil no antrian sambil di cek oleh pa satpam dokumen yang kami ambil agar bisa langsung diarahkan ke tempat duduk yang sesuai tujuan.
Aku duduk di kursi bagi pemohon passport yang baru akan menyerahkan dokumen-dokumen persyaratan. Ini dia persyaratannya:
1. 1 buah Foto Kopi KTP yang di kopi di kertas HVS ukuran A4, jangan dipotong kecil seperti kartu KTP ny y
2. 1 buah Pas foto terbaru ukuran 3x4
3. 1 buah Foto kopi kartu keluarga
4. 1 buah Foto kopi akta lahir
5. Jika bekerja, lampirkan surat keterangan bekerja dari atasan atau perusahaan dimana kamu bekerja
Setelah menunggu giliran, tibalah no antrianku tertera di mesin penunjuk no antrian tepat di atas meja panjang  resepsionis. Setelah menyerahkan semua persyaratan, aku diminta untuk kembali lagi satu minggu kemudian untuk membayar biaya pembuatan, Rp.255.000 passport dan difoto.
Lalu tibalah waktu aku datang kembali ke kantor Imigrasi untuk bayar biaya passport, di foto dan diwawancarai. Tempat membayar dan difoto berbeda ruangan namun masih bersebelahan. Tentang wawancara juga ternyata tidak ditanya hal yang macam-macam atau mendalam, hanya ditanyai apa alasan membuat passport, akan pergi ke mana, tujuannya apa, dan diminta menandatangani buku passport yang hampir jadi tersebut. Selain itu aku juga diminta menandatangani kertas untuk bukti pengambilan passport dengan tertera hari dan tanggal pengambilan yang ternyata masih seminggu ke depan dilaksanakan.
Minggu yang dinanti pun akhirnya tiba. Aku datang sesuai dengan jadwal pengambilan sekitar pukul 13.00. Ternyata untuk mengambil passport tidak diperlukan no antrian, langsung saja serahkan bukti pengambilan ke loket pengambilan, dari situ petugas akan memanggil nama sesuai yang tertera di kertas bukti.
"Titih Ratih Safitri Ridwan" panggil sang petugas.
Alhamdulillah akhirnya jadi juga passportku. Tinggal bikin visa nih, yang ternyata baru bisa pengajuan visa setelah aku menikah untuk mendapatkan buku nikah. Hmmm, the journey still goes on...

0 komentar:

Post a Comment